Selasa

Dampak Negatif Sertivikasi Guru



Program Sertivikasi Guru dari mulai tingkat SD sampai SMA yang digalakkan mempunyai ekspektasi besar terhadap kemajuan dunia pendidikan di tanah air. Dengan iming-iming kenaikan gaji dan tunjangan Guru yang terbilang Wah, diharapkan Guru dapat lebih professional dan lebih fokus dalam proses transformasi pengetahuan kepada peserta didik sehingga nantinya dapat menghasilkan output yang berkualitas juga.
Seperti yang sudah-sudah, praktek di lapangan justru berkata sebaliknya. Para guru terkesan hanya mengejar kompensasi yang dijanjikan, namun kualitas pendidikan tidak menjadi prioritas utama. Beberapa dampak negatif dari adanya sertivikasi antara lain:
1.       Anjuran penggunaan perangkat pembelajaran seperti Model Pembelajaran PAIKEM, RPP, Media, atau alat peraga pada proses pembelajaran di kelas jarang dilakukan para Guru, seperti biasa Guru hanya menggunakan model pembelajaran yang selalu sama dari tahun ke tahun yaitu Metode Ceramah.
2.       Anjuran mengajar selama 24 jam per minggu bagi Guru-guru sertivikasi memberikan tekanan hebat kepada Guru-guru Honorer. Banyak Guru honorer yang harus banting setir menjadi tukang sampah, kuli bangunan dll hanya karena jam mengajar mereka diambil oleh Guru sertivikasi yang kekurangan “jatah” mengajar.
3.       Kualitas pendidikan terus menurun karena para Guru mempunyai rasa khawatir yang besar bila  insentifnya tidak keluar dari kekhawatiran mereka terhadap kemajuan prestasi peserta didiknya.
Artikel ini hanya merupakan sedikit kritik dan saran bagi para Guru maupun pihak terkait. Program sertivikasi mempunyai konsep jangka panjang bagi kemajuan pendidikan, di tangan para Guru lah program ini dapat terus berlanjut atau harus berhenti di tengah jalan seperti yang sudah-sudah.
 







0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger