Hubungan Indonesia dan Malaysia yang beberapa tahun akhir-akhir ini kian memanas semakin lama semakin menghawatirkan. tidak hanya permasalahan batas wilayah teritorial tetapi sudah mengakar pada permasalahan yang bersifat ekonomi, sosial maupun budaya.
Permasalahan dari mulai TKI, Hak paten hasil-hasil budaya bangsa, sampai konflik wilayah perbatasan terus muncul ke permukaan. yang menjadi pertanyaan apakah faktor yang menyebabkan ketidak harmonisan hubungan antara Indonesia dan Malaysia? Untuk memecahkan dan menyelesaikan permasalahan yang ada, alangkah baiknya bila kita flashback melihat hubungan antara Indonesia dan Malaysia di masa lalu.
Kekuasaan kerajaan Majapahit yang membentang luas melebihi luas wilayah Indonesia saat ini bahkan sampai mencakup wilayah Madagaskar, membuat negara-negara di wilayah Asia Tenggara seperti Filipina, Singapura, dan juga Malaysia pada masa itu merupakan saudara serumpun bagi bangsa Indonesia. Namun permasalahan mulai timbul ketika negara Indonesia dan Malaysia sama-sama memproklamirkan kemerdekaan masing-masing.
Indonesia yang berhasil meraih kemerdekaan dengan darah dan nyawa mengaggap Malaysia merupakan ancaman bagi Indonesia karena kemerdekaan Malaysia berasal dari pemberian (Mandat) dari Inggris sehingga dengan demikian Malaysia merupakan sekutu dari Inggris dan Amerika serikat.
Perjuangan Indonesia yang pada waktu itu ingin membebaskan wilayah Kaliamantan secara utuh akhirnya kandas akibat ulah Malaysia yang dibantu Inggris, sehingga wilayah Kalimantan sebelah Utara yaitu Sabah dan Sarawak jatuh ke pangkuan Malaysia. akhirnya presiden pertama RI Ir. Soekarno membentuk kekuatan terutama dengan negara-negara yang berhaluan komunis seperti China dan Rusia dalam organisasi kekuatan baru yang bernama CONEFO.
Bung Karno yang pada waktu itu merasa di khianati oleh PBB akhirnya mengeluarkan maklumat "Ganyang Malaysia" yang kemudian menyebabkan terjadinya konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia secara terbuka.
Oleh karena itu konflik antara Indonesia dan Malaysia yang terjadi akhir-akhir ini bukan merupakan hal baru, namun perbedaannya adalah kalau dulu kita mampu melawan kenapa sekarang tidak? pemimpin kita haruslah dapat bertindak seperti Pemimpin Revolusioner Bung Karno.
Senin
Malaysia Kawan atau Lawan (suatu kajian Sejarah)
Posted by dodik on 18.16
0 komentar:
Posting Komentar