Jumat

Model Pembelajaran Course Review Horey



Model pembelajaran berbasis PAIKEM dewasa ini mengalami Perkembangan yang cukup pesat. Selain karena faktor dorongan dari pemerintah (program sertivikasi), faktor internal terutama yang berasal dari siswa itu sendiri ikut menjadi pemicu bagi para Guru untuk lebih mengembangkan kompetensinya terutama dalam hal variasi model pembelajaran.
Sebagai media partner dunia pendidikan zonainfosemua.com berusaha menyajikan beberapa contoh model pembelajaran PAIKEM terkini seperti Example non Example, Talking Stick dan Think Pair Share. Dan pada kesempatan kali ini untuk menanggapi permintaan beberapa pembaca maka kami akan membahas tentang model pembelajaran PAIKEM terbaru yaitu “Course Review Horey”.
Model pembejaran Course Review Horey merupakan model pembelajaran yang berbasis PAIKEM dengan mengutamakan konsep rekreasi dan hiburan di dalamnya. Model pembelajaran Course Review Horey  sangat tepat digunakan terutama ketika materi pelajaran yang diberikan ke siswa memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Dengan menggunakan metode Course Review Horey maka siswa akan merasa lebih mudah memahami pelajaran sekaligus dapat melakukan evaluasi pembelajaran bersama-sama.
Langkah – langkah yang perlu dilakukan oleh Guru dalam menerapkan model pembelajaran Course Review Horey antara lain :
1.       Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.       Guru mendemonstrasikan materi / menyajikan materi
3.       Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
4.       Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
5.       Masing-masing kelompok harus memiliki yel-yel yang berbeda dengan kelompok lain
6.       Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak sesuai dengan jumlah kelompok yang ada, dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing.
7.       Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan. Kalau benar diisi tanda benar () dan salah diisi tanda silang (X)
8.       Siswa yang mendapat tanda () maka kelompok siswa tersebut bersama-sama menyanyikan yel-yel.
9.       Kelompok Siswa yang paling sering menyanyikan yel-yel berarti kelompok itulah pemenangnya.

Sumber Buku:
7 Tips Aplikasi PAIKEM, Metode dan Model-Model Mengajar, Coopertive learning Isjoni






Kamis

Situs Makam Tralaya: Sesepuh Wali Sanga..?


Bagi setiap kaum muslim pasti sudah tidak asing dengan istilah “Walisanga” yaitu merupakan kumpulan ulama yang terdiri dari 9 ulama besar yang menyebarkan agama islam di bumi Nusantara khususnya pulau Jawa. Dari sekumpulan ulama tersebut diyakini oleh beberapa kalangan bahwa Sunan Ampel merupakan pemimpin dari Walisanga. Peran Walisanga yang begitu besar dalam proses penyebaran Islam di Jawa ternyata menimbulkan pertanyaan bagi kaum sejarawan apakah Walisanga pemeluk agama islam pertama di tanah air?
Berdasarkan fakta sejarah ternyata sebelum Walisanga menyebarkan Islam di bumi Jawa, sudah banyak masyarakat Jawa yang memeluk agama Islam salah satunya yaitu bukti komplek makam Islam di Situs makam Tralaya Mojokerto. Komplek makam Tralaya diyakini keberadaannya sejak tahun 1368 masehi. Hal ini berdasarkan batu nisan pertama yang ditemukan di Trawulan yang bertarikh 1290 Saka (1368 Masehi). Tidak seperti makam islam pada umumnya, komplek makam Tralaya sangat kental dengan nuansa jawa seperti penggunaan angka tahun dengan huruf sansekerta dan batu nisan yang menyerupai Lingga & Yoni (kepercayaan Hindhu-Budha). 
Keterkaitan Walisanga dengan situs makam Tralaya diyakini para sejarawan mempunyai ikatan yang kuat. Dalam kompleks makam Tralaya terdapat makam Putri Champa yang dalam kitab Pararaton dijelaskan sebagai Bibi dari Sunan Ampel. Putri Champa merupakan selir Raja Majapahit yang berasal dari Indo Cina.
bersambung.....









Selasa

Dampak Negatif Sertivikasi Guru



Program Sertivikasi Guru dari mulai tingkat SD sampai SMA yang digalakkan mempunyai ekspektasi besar terhadap kemajuan dunia pendidikan di tanah air. Dengan iming-iming kenaikan gaji dan tunjangan Guru yang terbilang Wah, diharapkan Guru dapat lebih professional dan lebih fokus dalam proses transformasi pengetahuan kepada peserta didik sehingga nantinya dapat menghasilkan output yang berkualitas juga.
Seperti yang sudah-sudah, praktek di lapangan justru berkata sebaliknya. Para guru terkesan hanya mengejar kompensasi yang dijanjikan, namun kualitas pendidikan tidak menjadi prioritas utama. Beberapa dampak negatif dari adanya sertivikasi antara lain:
1.       Anjuran penggunaan perangkat pembelajaran seperti Model Pembelajaran PAIKEM, RPP, Media, atau alat peraga pada proses pembelajaran di kelas jarang dilakukan para Guru, seperti biasa Guru hanya menggunakan model pembelajaran yang selalu sama dari tahun ke tahun yaitu Metode Ceramah.
2.       Anjuran mengajar selama 24 jam per minggu bagi Guru-guru sertivikasi memberikan tekanan hebat kepada Guru-guru Honorer. Banyak Guru honorer yang harus banting setir menjadi tukang sampah, kuli bangunan dll hanya karena jam mengajar mereka diambil oleh Guru sertivikasi yang kekurangan “jatah” mengajar.
3.       Kualitas pendidikan terus menurun karena para Guru mempunyai rasa khawatir yang besar bila  insentifnya tidak keluar dari kekhawatiran mereka terhadap kemajuan prestasi peserta didiknya.
Artikel ini hanya merupakan sedikit kritik dan saran bagi para Guru maupun pihak terkait. Program sertivikasi mempunyai konsep jangka panjang bagi kemajuan pendidikan, di tangan para Guru lah program ini dapat terus berlanjut atau harus berhenti di tengah jalan seperti yang sudah-sudah.
 







 
Powered by Blogger